اللهم اجعل في قلبي نورا ، وفي سمعي نورا ، وفي بصري نورا ، وعن يميني نورا ، وعن شمالي نورا ، ومن بين يدي نورا ، ومن خلفي نورا ، ومن فوقي نورا ، ومن تحتي نورا ، واجعل لي نورا ، وأعظم لي نوراSelamat Datang Ke Suara Rakyat FM بِسْمِ اللَّهِ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ أَصْـبَحْنا وَأَصْـبَحَ المُـلْكُ لله وَالحَمدُ لله ، لا إلهَ إلاّ اللّهُ وَحدَهُ لا شَريكَ لهُ، لهُ المُـلكُ ولهُ الحَمْـد، وهُوَ على كلّ شَيءٍ قدير ، رَبِّ أسْـأَلُـكَ خَـيرَ ما في هـذا اليوم وَخَـيرَ ما بَعْـدَه ، وَأَعـوذُ بِكَ مِنْ شَـرِّ هـذا اليوم وَشَرِّ ما بَعْـدَه، رَبِّ أَعـوذُبِكَ مِنَ الْكَسَـلِ وَسـوءِ الْكِـبَر ، رَبِّ أَعـوذُبِكَ مِنْ عَـذابٍ في النّـارِ وَعَـذابٍ في القَـبْر ...بِسْمِ اللَّهِ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ

Friday, January 30, 2015

Ini Kesaksian Mengerikan Warga Diyala yang Selamat dari Pembantaian Milisi Syiah

Ini Kesaksian Mengerikan Warga Diyala yang Selamat dari Pembantaian Milisi Syiah 
Milisi Syiah



KIBLAT.NET, Diyala – Ratusan warga Iraq di desa Barwanah, provinsi Diyala, tak menyangka kemenangan pasukan pemerintah pada Ahad lalu (25/01) di desanya membawa bencana baru yang sangat mengerikan. Puluhan warga dikumpulkan di sebuah ladang oleh milisi Syiah dan militer pemerintah dan dieksekusi secara massal.

Pembantaian mengerikan itu terjadi pada Senin dini hari (26/01), setelah milisi Syiah dan militer pemerintah memastikan berhasil memukul mundur Daulah Islamiyah dari seluruh provinsi Diyala.
Mereka mendatangi sebuah desa mayoritas Ahlu Sunnah dan melakukan pembantaian itu di tengah kegelapan malam. Sekitar 72 warga dilaporkan terbunuh dalam pembantaian itu.

Dilansir dari CNN Indonesia, Kamis (28/01), seorang saksi sekaligus warga Barwanah, Abu Omar, bercerita melalui telepon pada Reuters tentang kengerian yang disaksikannya pada Senin berdarah itu. Saat itu, kata Omar, sekitar pukul 3:30 dini hari datang 10 mobil Humvee yang membawa puluhan tentara di dalamnya.

Dari seragam yang berwarna hitam dan cokelat, Omar yang selamat dari pembantaian tersebut memastikan mereka adalah militan Syiah dan pasukan pemerintah. Beberapa orang di dalam Humvee itu berpakaian sipil.

Mereka lalu menyisir rumah satu per satu dan mengeluarkan semua pria di dalamnya. Semuanya, bahkan pria berusia hingga 70 tahun, dipukuli dan dimaki dengan makian sektarian.
Para militan Syiah ini lantas mengambil kartu pengenal dan telepon seluler mereka. Omar dan putranya (12 tahun) yang mengalami kelainan psikologis, diikat dengan tali. Mereka lalu dibawa ratusan meter ke arah ladang. Ada ratusan pria berkumpul di ladang itu.

Selama sekitar dua jam, mereka dipaksa berlutut dan melihat ke tanah. Para militan lalu memilih targetnya dan membawa ke balik tembok yang terbuat dari lumpur. “Mereka membawa mereka ke belakang tembok. Kurang dari semenit, terdengar tembakan,” kata Abu Omar.
Warga yang selamat lainnya mengatakan, korban juga ditembak di gang-gang, rumah, di belakang masjid atau di tempat sampah.

Kesaksian yang sama disampaikan Abu Maz’el (25), pengungsi dari Sinsil di Barwanah. Dia mengatakan, beberapa militan mengenakan gelang tangan bertuliskan Hussein, cucu Nabi Muhammad yang disembah Syiah.

Maz’el diikat bersama dengan sepupunya yang berusia 35 tahun dan dipaksa berlutut. Sepupunya mendongakkan kepala lalu ditampar dan diseret ke sebuah tempat.
“Lima menit kemudian, mereka membawa dia dan membunuhnya,” kata Maz’el.
Saksi lainnya mengatakan, tentara pemerintah hanya menyaksikan pembantaian tersebut. Beberapa di antara tentara itu terlihat menangis saat eksekusi dilakukan.

Saksi lainnya, Abdullah al-Jubouri (23), mengaku lari dan bersembunyi di dalam tumpukan sampah saat Humvee datang. Dia melihat beberapa tentara dan militan dekat sekolah menembaki sekitar 13 pria yang berbaris dengan tangan terikat.
“Saya melihat mereka berjatuhan seperti domino,” kata Jubouri.

Setelah milisi Syiah dan tentara pergi, pemandangan mengerikan belum usai. Wanita dan anak-anak menangisi suami dan ayah mereka yang terkapar tewas. Ratapan itu terdengar semalaman.
Jubouri mengaku menemukan jasad tetangganya di dalamnya rumahnya dengan lubang peluru menganga di kepala dan dada. Dia melihat mayat-mayat dengan luka yang sama di ladang dan di seluruh desa.

Abu Omar menemukan enam saudaranya terbunuh. Satu di dalam rumahnya dan sisanya di balik tembok di ladang.
Haqqi al-Jobouri, anggota dewan provinsi Diyala mengatakan pada Reuters ada sedikitnya 72 orang tewas pada Senin itu. Sebanyak 35 lainnya hilang, diduga ditahan.

Sementara itu, ketakutan masih menghantui warga Barwanah. Mereka mengatakan bahwa militan dan pasukan keamanan yang sama masih mengepung desa itu usai pembantaian pada Senin lalu, mencegah warga keluar.
“Kami telah dikepung berhari-hari. Kami tidak punya makanan, tidak punya apa-apa,” kata Abu Ahmed (27).

Sebagaimana diberitakan, milisi Syiah yang dikenal dengan Al-Hasd Al-Syakbi berhasil merebut seluruh provinsi Diyala dari Daulah Islamiyah. Kemenangan itu mereka raih dengan dukungan serangan udara koalisi. Mereka selalu berusaha melenyapkan warga Sunni di wilayah-wilayah yang dibebaskannya.

Sumber: CNN Indonesia
Penulis: Hunef

No comments:

Post a Comment